Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
4 Tentara Burkina Faso Tewas Terkena Ledakan Bom usai Kawal Konvoi Bantuan
27 November 2022 1:56 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Sebuah bom di pinggir jalan meledak dan menewaskan empat orang tentara di wilayah utara Burkina Faso . Daerah itu merupakan lokasi yang kerap dilanda pemberontakan kelompok radikal selama bertahun-tahun.
ADVERTISEMENT
Tentara tersebut tewas terkena bom rakitan yang meledak saat mobil pengawal melaju di sepanjang jalan Bourzanga-Kongoussi. Selain korban tewas, satu lainnya mengalami luka-luka.
Dikutip dari AFP, berdasarkan sumber dari pihak keamanan, pasukan tersebut jadi korban ledakan saat pulang usai mengawal konvoi bantuan ke Kota Djbo.
Burkina Faso, yang menjadi salah satu negara miskin di dunia, telah berjuang melawan pemberontak jihadis sejak 2015. Pemberontak tersebut diduga terafiliasi dengan Al-Qaeda.
Negara tersebut telah menjadi pusat kekerasan kelompok-kelompok yang menjalin koneksi dengan Al-Qaeda dan ISIS. Awalnya, mereka beroperasi di Mali sejak 2012. Serangan mereka kemudian menyebar ke negara-negara Afrika Barat lainnya di selatan Gurun Sahara, termasuk Burkina Faso.
Ribuan orang tewas dan dua juta lainnya terdesak mengungsi akibat pertempuran sejak 2015. Lebih dari 40 persen wilayah sekarang berada di luar kendali pemerintah.
Pada tahun ini, Burkina Faso mengalami dua kali kudeta. Pertama, pada Januari saat militer yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Paul-Henri Sandaogo Damiba menggulingkan presiden terpilih Roch Marc Christian Kabore.
ADVERTISEMENT
Kedua, dilakukan pada September oleh para perwira militer yang tidak puas dengan penanganan para radikalis yang semakin menjadi. Para perwira itu mengeklaim akan memulihkan perdamaian di negara yang dilanda serangan militan tersebut.
Kapten Ibrahim Traore ditunjuk sebagai penanggung jawab Burkina Faso. Pria berusia 34 tahun itu pernah menjadi kepala unit pasukan khusus anti-teroris Cobra yang beroperasi di wilayah utara Kaya.
Penunjukkan Traore sebagai presiden transisi dengan tujuan untuk merebut kembali sebagian besar wilayah yang dikuasai oleh para radikalis.